Imbas Miskom Kating Himpunan, Pembagian “Jahim Emas” Mahasiswa ‘20 Tak Merata
AksaraNews, Bandung (03/09/2024) — Tercatat sudah, lebih dari 10 mahasiswa Design Creative Multimedia angkatan 20, belum menerima jaket himpunan hingga di ujung masa akademiknya. Tidak meratanya pembagian jaket seharga Rp200.000,00 tersebut bermula dari miskomunikasi himpunan angkatan di atasnya (‘19 dan ’18) dalam pembagian jaket himpunan untuk angkatan ‘20.
Penyebab Isu Terjadi
Akar isu pembagian jahim angkatan 20 tersebut berawal dari distribusi barang yang seharusnya sudah dibagikan selang waktu semester 1 sampai semester 2, di tahun 2020-2021 oleh himpunan angkatan ‘19 dan ‘18. Namun, karena maraknya Covid, ketidakrataan pembagian jahim terjadi.
“Seharusnya didapatkan itu pas semester 1 mau transisi ke semester 2. Cuman kondisi angkatan 20 ini lagi panas panasnya covid yang akhirnya terbengkalai. Baru di tahun 2022 (pembagian jahim),” terang Taufan, Sekretaris Jenderal Himpunan Mahasiswa ‘20 dan perwakilan kelas 02 tersebut.
Keterangan tersebut juga ditambahkan oleh perwakilan angkatan ‘19, Jorge, “Klarifikasi dari isu (tersebut). Angkatan 18, tanggungjawab kahim jabatannya udah abis dan udah lulus juga. Sesuai dengan prosedur, 19 yang bertanggungjawab.” Akibatnya jahim yang seharusnya ditanggung jawabkan angkatan ‘18, dalam masa transisinya tidak bisa diturunkan dengan baik kepada angkatan ‘19. Masalah tersebut dikarenakan sudah habis masa jabatan ‘18, dengan demikian memungkinkan angkatan ‘19 dan ‘18 mengalami miskom.
Pasal mulai pembagian jahim di tahun 2022, angkatan 20 yang baru menerima jahim ditanggung jawabkan oleh himpunan angkatan ’19 dan ’18. Diusulkan dari tiga kelas di satu angkatan jurusan tersebut, mereka diminta untuk membawa satu perwakilan setiap kelas untuk memberikan jahim ke teman sejawatnya.
Usulan tersebut demi efisiensi penerimaan jahim untuk angkatan ‘20 dan meminimalisir penyebaran covid yang mulai mereda. Meski diusulkan demikian, beberapa individu ada yang berinisiatif mengambil sendiri jaket himpunannya.
Individu yang mengambil jaket secara mandiri dan mengambil jaket temannya yang menitip tidak tercatat secara penuh oleh himpunan angkatan ‘19. Oleh karena itu, banyak dari tiga kelas di angkatan ‘20 tersebut masih belum menerima jahim hingga sekarang.
Dari total 87 mahasiswa angkatan ‘20, 72 di antaranya tercatat memesan jaket himpunan. Per tanggal 23 September 2023, 72 mahasiswa yang sudah memesan, 46 mahasiswa diantaranya sudah menerima dan 28 di antaranya belum. Sampai sekarang (03/09), baru terverifikasi sudah hampir setengahnya belum mendapat jahim.
Tanggapan Perwakilan Kelas
Raisya dari perwakilan 01 yang belum mendapatkan jahim menerangkan bahwa kasus ini sudah berlarut dari September 2023, tapi sampai sekarang masih belum ada kepastian yang didapat oleh himpunan angkatan atas.
“Waktu itu sempet dibahas oleh anak-anak hima di bulan September tahun lalu, mereka bilang akan segera diurus bagi yang belum dapet jahimnya, tapi nyatanya sampe sekarang bulan September tahun ini belum ada kejelasan lebih lanjut lagi, sampe mau lulus,” jawabnya.
Raisya sendiri mengharapkan uang jahim agar dapat dikembalikan, menimbang waktunya sebagai civitas akademika sudah mau berakhir. “TENTU SAJA. dahlah buat apaan jahim. dahlah buat apaan jahim,” tegasnya setelah ditanyakan apakah masih perlu refund atau tidak.
Di sisi lain, Oinike angkatan ‘20 dari kelas 02 justru tidak meminta untuk refund jahim yang sudah dibelinya setelah diwawancarai lewat pesan, “Ga sihh, jujur pengen nya dapet jahim biar ada kenang-kenangan slama kuliah wkwkwk.”
Namun, alternatif refund tersebut ikut terbesit oleh Oinike jika masih belum diproses setelah wisuda.
“Cuma, kalo jahimnya di proses setelah wisuda, ga usah deh. Kelamaan. Mending ganti duit saja,” tutupnya.
Tanggapan keras oleh salah satu mahasiswa yang belum mendapatkan jahim, Dio, dari kelas 01 bahwa yang ia alami sungguh mengecewakan, “Keterlambatan dalam pemenuhan janji atau kewajiban oleh himpunan angkatan 19, terutama yang melibatkan uang anggota, adalah masalah serius yang perlu segera ditindaklanjuti. Saya selaku mahasiswa angkatan online diperintahkan membayar jaket himpunan (himatredia) dengan harga 200 k. Tentunya saya maba yg ingin lancar dalam orientasipun membayarnya.”
“Jika memang ada hambatan yang tidak teratasi, opsi pengembalian dana seharusnya sudah ditawarkan sejak lama. Jika tidak ditangani hal ini termasuk ranah korupsi uang yang totalnya cukup besar (jutaan),” tutupnya setelah ditanyakan pendapat terkait ini.
Usul pula diberikan olehnya bahwa baiknya pihak himpunan sebaiknya segera mengadakan pertemuan atau mengirimkan pemberitahuan resmi kepada seluruh anggota yang terdampak, menjelaskan situasi yang terjadi, dan menawarkan solusi konkret.
Tanggung Jawab yang Diberikan
Menipisnya waktu sebagai mahasiswa dan jahim yang belum pernah dikenakan oleh beberapa mahasiswa DCM angkatan ‘20. Jorge menerangkan bahwa untuk jaket sendiri sebenarnya sudah ada, tinggal diambil saja, “Jaket sudah ada, tinggal ukurannya saja diambil.”
Meski begitu, mahasiswa yang sudah terlanjur membeli jahim tidak dapat me-refund kembali jahim tersebut. “Dari aku (Jorge), tidak bisa kalau misalkan diganti lewat uang. Secara dia membeli sebuah barang. Dari peraturan himpunan juga tidak ada untuk mengembalikkan sebuah barang dalam bentuk uang. Sehingga tanggung jawab kita untuk memberikan jaket itu, bukan untuk memberikan uang itu kembali.”
Menanggapi isu jahim yang kian melebar dengan waktu yang menipis karena mahasiswa ‘20 sudah tinggal wisuda. Taufan dari angkatan ‘20 dan Jorge dari angkatan ‘19 DCM bertanggung jawab dengan jaket himpunan yang belum diterima oleh beberapa mahasiswa angkatan ‘20, melalui kontak di bawah ini:
Taufan: +62 858-1063-9566
Perihal mahasiswa yang sudah tidak lagi berdomisili di Bandung, Taufan menjelaskan untuk biaya ongkir atau jasa kirim dapat disesuaikan lewat tukar-pesan dari kontak di atas.
Demi menghindari masalah internal yang kian terjadi dan belajar dari kesalahan angkatan atasnya, Taufan yang pernah menjabat menjadi sekretaris jenderal himpunannya turut menyarankan kepada angkatan dibawahnya untuk membuat konten informasi khusus, mengenai jahim setiap hari Rabu.
Penulis: Daffa Shiddiq Al-Fajri
Editor: Nur Nazlizah Purwanti