Tanggapan BEM KEMA Telkom University Terhadap Kartu Kuning Jokowi
AksaraNews, Bandung (15/2/2018) – Insiden pemberian kartu kuning oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Zaadit Taqwa, kepada Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu membuat banyak pihak terkejut. Pasalnya pemberian kartu kuning ini dilakukan pada saat Presiden selesai memberikan orasi dalam acara Dies Natalis UI ke 68. Dalam pemberian kartu kuning yang berbentuk buku paduan suara tersebut, Zaadit memberikan kritikan terkait berbagai permasalahan bangsa yang utama. Permasalahan tersebut ialah gizi buruk dan wabah penyakit di Asmat, rencana pemerintah mengangkat pejabat gubernur dari Polri / TNI, dan draft peraturan baru organisasi mahasiswa. Presiden Mahasiswa Telkom University memberikan tanggapan mengenai hal tersebut.
Menurut keterangan yang berhasil dihimpun Aksara, Yusuf Syahgani, selaku Presiden Mahasiswa Telkom University, secara pribadi tidak mendalami sikap yang dilakukan Zaadit dalam pemberian kartu kuning terhadap Jokowi. Namun, mengenai tuntutan yang diajukan ia merasa sudah cukup. Terutama poin mengenai rencana pemerintah mengangkat pejabat gubernur dari Polri / TNI dan draft peraturan baru organisasi mahasiswa. Sedangkan poin mengenai gizi buruk dan wabah penyakit di Asmat, ia mengaku belum melakukan pendalaman lebih lanjut mengenai hal tersebut. Yusuf juga mengaku tidak menyaksikan acara ‘Mata Najwa’ yang membahas mengenai Kartu Kuning Jokowi.
“Saya pribadi tidak ingin banyak berkomentar mengenai hal ini. Saya tidak melihat dari segi etis atau tidaknya dan saya mengapresiasi Zaadit Taqwa dalam memberikan kartu kuning tersebut. Hal positifnya masyarakat mengetahui permasalahan yang ada seperti kasus gizi buruk yang ada di Asmat. Dan hal negatifnya bisa dilihat dari pendukung Jokowi dalam menyikapi hal ini. Mengenai setuju atau tidaknya, saya mungkin lebih mengapresiasi bagaimana ia bekerja. Saya rasa mereka punya pertimbangan sendiri mengapa mereka melakukan hal itu,” ujar Yusuf.
Sementara itu disinggung mengenai posisi Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Telkom University (BEM KEMA TEL-U) dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ia menjelaskan bahwa BEM KEMA TEL-U masuk dalam aliansi BEM SI tersebut. Dan, tanggapan dari BEM SI sendiri belum terlalu mengambil sikap. Khususnya di bagian Jawa Barat, terlebih karena kemarin BEM KEMA TEL-U sendiri masih dalam kondisi “libur”. Hal ini dikarenakan aksi pemberian kartu kuning oleh Zaadit Taqwa sendiri termasuk aksi spontan. Selain itu hal ini juga dipengaruhi masa jabatannya yang seharusnya sudah habis.
“Sejauh ini saya hanya mengapresiasi keberanian yang dilakukan oleh Zaadit Taqwa. Mengenai sikap yang akan diambil saya rasa lebih berhak diputuskan oleh Presma yang baru saja. Saya khawatir apabila membuat keputusan sekarang akan mengganggu keputusan yang dibuat Presiden Mahasiswa selanjutnya. Selain itu, saya juga ingin fokus pada Laporan Pertanggungjawaban BEM KEMA TEL-U,” tutup Yusuf.
Penulis : Annisa Fitria
Editor : Dennis Retno Widyastuti