Headline

Kejelasan di Balik Penggembokan Motor Mahasiswa

AksaraNews, Bandung (29/3/2018) – Tindakan penggembokan motor mahasiswa yang dilakukan oleh pihak satpam merupakan salah satu upaya untuk menjaga keamanan di kawasan Telkom University. Hal ini dilakukan apabila pihak satpam mendapati mahasiswa memarkirkan motornya tidak di tempat parkir yang sudah disediakan. Satpam akan menggembok atau mengangkut dan memindahkan motor yang bersangkutan ke tempat parkir terdekat. Kebijakan tersebut dilakukan untuk menjaga keamanan dari motor mahasiswa itu sendiri, mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti pencurian serta menanamkan kedisplinan kepada mahasiswa.

Beberapa penyebab mahasiswa memarkirkan motornya sembarangan adalah kurangnya rambu-rambu larangan parkir yang tersedia dan kurangnya sosialisasi dari pihak kampus. Hal itu mengakibatkan banyak mahasiswa yang tidak mengetahui titik-titik mana saja yang merupakan tempat dilarang parkir. Pihak satpam sebenarnya sudah mengajukan adanya tambahan rambu-rambu, tetapi pengajuan tersebut membutuhkan proses yang panjang. Selain dua hal tersebut, penyebab lainnya adalah mahasiswa ingin praktis dan sering beralasan terburu-buru.

Sutopo, selaku Koordinator Satpam Tel-U, mengatakan, “Yang tidak boleh itu, selain di kantong parkir sebenarnya tidak boleh parkir. Inikan sudah disediakan kantong parkir, sedangkan ini masih bisa menampung (motor-motor mahasiswa). Kalau seumpamanya tidak di kantong parkir, tidak terpantau oleh satpam atau juru parkir.”

Sementara itu, Salim, selaku pihak logistik, mengatakan bahwa rambu-rambu sudah terpasang untuk jalan yang memang dilalui oleh kendaraan. Namun baru-baru ini, ia mengaku mendapat kabar dari satpam bahwa ada mahasiswa yang protes tentang ada atau tidaknya rambu dilarang parkir di beberapa titik.

Salim juga menambahkan bahwa sosialisasi sudah dilakukan untuk mahasiswa baru. Sosialisasi bukan bertujuan untuk memberitahukan titik mana saja yang dilarang parkir, namun lebih tepatnya untuk menginformasikan tempat parkir yang ada.

Muhammad Alfhi Saputra, salah satu mahasiswa Teknik Informatika 2017 berpendapat bahwa sanksi penggembokan ini belum diterapkan secara adil dan merata. “Menurut saya, memang masih belum merata. Malah lebih banyak yang masih bebas, padahal sudah ada rambu dilarang parkir. Mungkin juga karena mereka berada di luar pengawasan pihak yang berwenang,” ujar Alfhi.

“Alasan mahasiswa parkir motor sembarangan yaitu karena kurangnya kesadaran dari mahasiswa itu sendiri. Atau sebenarnya dia sadar dan peduli, namun karena faktor waktu yaitu mungkin terburu-buru atau faktor eksternal lain sehingga dia memarkirkan motornya sembarangan,” lanjut Alfhi.

Penulis: Fathan Abdul Shodiq

Editor: Fidya Rahmawanti

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button