Konsolidasi Akbar Jelang Aksi Kolektif Mahasiswa
AksaraNews, Bandung (22/03/2024) — Menanggapi permasalahan fluktuasi harga pangan yang kian melonjak, BEM KEMA FKB menggandeng seluruh komponen mahasiswa untuk berpartisipasi dalam konsolidasi akbar pada Kamis(21/3). Konsolidasi yang diadakan di selasar FKB ini merupakan semacam pembekalan dan penyatuan pendapat mengenai isu kenaikan harga pangan terutama beras beserta faktor-faktor yang mengikuti isu tersebut. Pengkristalan suara ini nantinya akan dibawakan pada aksi demonstratif kolektifitas mahasiswa se-Jawa Barat yang akan digelar Jum’at(22/3) siang di Gedung Sate atau Gedung DPRD Jawa Barat.
Muhammad Rafid, Gubernur BEM KEMA FKB menekankan bahwa seluruh lapisan mahasiswa Telkom University harus terlibat dalam keberlangsungan aksi kolektif ber-tagline #adiljokowi, #kemundurandemokrasi, dan #stabikanhargapangan ini.
“(Keikutsertaan kita dalam aksi ini harus)atas nama mahasiswa(Telkom University). Bukan atas nama HIMA, bukan atas nama BEM, bukan atas nama DPM, bukan atas nama klub, bukan atas nama ormawa lainnya.”
Rafid juga menyinggung tentang rapuhnya demokrasi di negara ini dan korelasinya terhadap isu kenaikan harga pangan. Menurutnya, demokrasi tidak akan bisa berjalan ketika hal paling esensial seperti pemerataan kesejahteraan pangan tidak diatasi dengan baik oleh pemerintah.
“Katanya dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Jangankan soal pemerataan pangan, suara rakyat perihal kelayakan tempat tinggal dan Upah Minimum Regional saja tidak didengar,” sambung Rafid yang diamini seluruh mahasiswa yang hadir.
Perwakilan dari masing masing ormawa yang hadir turut menyuarakan pendapat mereka. Salah satu perwakilan dari BEM FIT mengemukakan bahwa selain politisasi bansos yang menyebabkan huru-hara kenaikan harga ini, peran pemerintah dalam mengedukasi dan memberi bantuan terhadap pengirigasian pertanian juga sangat diperlukan. Selain itu, mereka juga menuntut transparansi pemerintah dalam pendistribusian beras, penyaluran bansos, dan lain sebagainya.
Ada total lima tuntutan yang disepakati, yaitu:
- Perbaikan irigasi pertanian.
- Stabilisasi harga pangan pokok.
- Transparansi data pendistribusian beras dari Bulog.
- Menolak politisasi bansos.
- Pengoptimalan panen lokal atau domestik.
Terakhir, Rafid mengingatkan bahwa mahasiswa adalah jembatan antara rakyat dan penguasa. Mahasiswa sebagai kaum intelektual haruslah memiliki empati terhadap keresahan rakyat dan siap menjadi perpanjangan suara dari isi hati rakyat.
Penulis: Syifa Uswatun Khasanah
Editor: Nur Nazlizah Purwanti