Featured

Melihat Lebih Dekat Prosesi Ruwatan Rambut Gimbal di Dieng

AksaraFeature, Bandung (26/10/2019) – Dataran Tinggi Dieng, sebagai salah satu wilayah yang berada di lereng empat gunung (Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Prahu dan Gunung Rogojembangan) memiliki tradisi unik bernama Ruwatan Rambut Gimbal. Tradisi Ruwatan rambut gimbal merupakan prosesi pemotongan rambut gimbal pada anak-anak di dataran tinggi dieng, sekaligus pemanjatan doa untuk kesejahteraan masyarakat Dieng serta limpahan berkah yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Uniknya, tidak semua anak di Dieng terlahir memiliki rambut gimbal. Konon, anak-anak yang terlahir berambut gimbal merupakan titisan Kyai Kolo Dete, atau moyang warga Dieng. Oleh karenanya, anak-anak berambut gimbal harus melakukan ruwatan agar rambutnya tumbuh normal kembali.

Prosesi Ruwatan Rambut Gimbal

Rangkaian kegiatan ruwatan rambut gimbal telah dilakukan sebelum pemotongan rambut gimbal. Pada mulanya, Tetua adat melakukan ziarah ke tempat-tempat yang dianggap suci untuk meminta izin kepada leluhur, dan memohon ridho kepada tuhan agar prosesi ruwatan dapat berjalan dengan penuh keberkahan. Selagi berziarah, tetua adat juga mengambil air dari tujuh sumber mata air suci di dataran tinggi dieng.

Puncak prosesi ruwatan rambut gimbal, diawal dengan berkumpulnya anak-anak berambut gimbal di rumah tetua adat. Kemudian, anak-anak berambut gimbal beserta tetua adat, wanita pembawa persembahan atau disebut domas, serta barang-barang yang diminta oleh anak-anak berambut gimbal diarak keliling desa dan berakhir di Komplek Candi Arjuna sebagai tempat berlangsungnya ruwatan. Sebelum dipotong rambutnya, anak-anak rambut gimbal mensucikan diri dengan air yang diambil dari Sedang Sedayu, atau sumur Sedayu. Kemudian dilanjutkan dengan proses pemotongan rambut gimbal di Plataran Candi Arjuna oleh sesepuh dan pejabat sekitar.

Terakhir, hasil cukuran rambut gimbal dilarung di Telaga Warna sebagai sumber air yang mengalir ke sungai serayu dan bermuara di Pantai Selatan. Setelah melakukan ruwatan, anak-anak berambut gimbal akan memiliki rambut normal kembali.

Saat ini, ruwatan rambut gimbal menjadi bagian penting dari Dieng Culture Festival atau Festival Budaya Dieng karena tingginya minat orang-orang diluar Dieng yang tertarik pada prosesi adat tersebut. Adapun Dieng Culture Festival dilaksanakan setahun sekali, yaitu pada bulan Agustus selama 3 hari 2 malam, sebagai pertunjukan budaya yang ada di Datara Tinggi Dieng. Dari sini, dapat dilihat bahwa Ruwatan rambut Gimbal di Dieng menjadi cerminan keharmonisan fenomena alam dengan kearifan lokal masyarakat Dieng yang terus dijaga hingga saat ini. Ruwatan rambut gimbal juga menjadi salah satu tradisi yang tak lekang oleh waktu, karena seiring berkembangnya jaman, ruwatan rambut gimbal justru menjadi tradisi yang semakin eksis dan dinikmati oleh banyak orang.

Penulis: Dina Fadillah

Editor: Nur Azizah Arini Putri

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button