Featured

Resensi Novel Egosentris: Pada Suatu Kehilangan

AksaraFeature, Bandung (04/12/2020) – Novel Egosentris merupakan karya ketiga dari Syahid Muhammad setelah sebelumnya menerbitkan novel berjudul Kala dan Amor Fati yang berkolaborasi dengan Steffani Bella. Novel yang terbit pada bulan maret 2018 ini mengangkat tema seputar fenomena sosial serta mental illness. Tokoh utama pada novel ini adalah mahasiswa jurusan psikologi bernama Fatih, Fana, dan Saka yang terlibat jalinan persahabatan.

Fatih merupakan sosok introvert dengan segudang rahasia tentang masa lalu beserta kecemasannya akan fenomena disekitar. Fana sosok anak dengan tujuan hidup berada pada kendali orang tua. Rasa kepeduliannya yang tinggi menjadi tempat terbaik Fatih untuk menumpahkan semua yang ada dihatinya dan penengah dalam cerita persahabatan ini. Saka yang tak segan berbuat baik kepada siapapun dengan tulus tanpa tahu kesalapahaman yang juga menjadi sosok kakak yang keras bagi adik-adiknya.

Dengan latar kehidupan serta pemikiran yang berbeda, tak jarang mereka bertiga bertengkar. Terlebih dengan adanya Fatih yang kerap kali melontarkan pertanyaan-pertanyaan random kepada Saka dan Fana. Kemudian hal itu akan selalu berakhir dengan Fana yang kembali menjadi penengah. Puncaknya adalah ketika satu persatu rahasia besar mulai terbongkar. Hingga akhirnya Fana dan Saka sadar bahwa ternyata selama ini mereka tak tahu apa-apa mengenai Fatih, sahabat mereka yang selama ini dipandang aneh oleh kebanyakan orang.

Penggunaan diksi yang tepat, alur cerita yang tak mudah ditebak oleh para pembaca, rahasia-rahasia yang disematkan dalam cerita, eratnya hubungan tema yang diangkat dengan kehidupan sehari-hari yang masih jarang dibahas, serta makna-makna mendalam yang terselip di setiap kisah pada tokoh dalam novel ini membuat penulis berhasil membawa pembaca ikut larut dalam cerita novel.

Penulis menyampaikan beberapa pesan sesuai tema yang diangkat meski diselingi cerita romansa yang berbeda dari kebanyakan novel. Tentang bagaimana seseorang seharusnya tak lagi mengabaikan rasa peduli terhadap orang lain hanya karena takut membebani diri sendiri, tentang ketersediaan seseorang untuk menerima sesuatu yang terjadi diluar kendalinya, serta tentang pelajaran bahwa jangan menilai seseorang dari luarnya saja. Tak ada salahnya jika ingin bercerita tentang masalah yang tengah dialami pada orang lain, meskipun tidak mendapatkan solusi setidaknya hal itu akan meringankan beban yang tengah ditanggung orang tersebut.

Penulis: Mega Vebika Shyahrin

Editor : Nur Azizah Arini Putri

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button